Jumat, 13 Januari 2017

Tugas UAS SosKom: Resume Persentasi kelompok

Top of Form
Bottom of Form
RESUME PRESENTASI KELOMPOK
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
KELOMPOK I
MEDIA DAN KELUARGA
Keluarga adalah organisasi terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari Ayah
sebagai kepala keluarga, Ibu sebagai wakil kepala keluarga, dan Anak sebagai
anggota keluarga. dan media untuk saat ini contohnya Televisi sudah menjadi
orang tua lain dalam keluarga, sadar ataupun tidak.
pengaruh negatif Televisi terhadap anak
1. mempengaruhi perkembangan otak dan daya pikir anak
2. konsumtif
3. mudah terpengaruh
4. semangat belajar menurun
5. obesitas
6. Anti soial
7. cepat matang secara seksual
Secera umum moderenisasi cenderung untuk menimbulkan suatu unit keluarga
yang dibentuk oleh daya tarik emosional dan yang dibangun atas dasar-dasar
seksual- emosional yang terbatas.
Moderenisasi yang terjadi telah menyebabkan perubahan- perubahan dalam fungsi
keluarga.
Laman 1 dari 4

KELOMPOK II
MEDIA MASSA DAN ANAK
Media massa sangat berdampak pada perilaku anak mereka cenderung kasar dan
berperilaku layaknya orang dewasa berikut beberapa dampak positif dan negatif
dari Teevisi, Radio, Media sosial dan majalah
dampak positif
1. anak lebih kreatif
2. edukasi dan informasi
3. mengembangkan keterampilan
dampak negatif
1. menyita waktu belajar
2. mudah terpengaruh hal negatif
3. menjadi konsumtif dan hedonik
4. merusak tatanan bahasa indonesia karena sosial media tidak menganut ejaan
baku
KELOMPOK III
PEREMPUAN, MEDIA DAN PORNOGRAFI
Media baik elektronik maupun cetak saat ini sebagai salah satu penyebab utama
menurunnya moral umat manusia termasuk remaja. berbagai tayangan yang sangat
menonjolkan aspek pornografi diyakini sangat erat hubungannya dengan
meningkatya berbagai kasus kekerasan seksual.
Dengan semakin majunya teknologi komunikasi, saat ini hampir tidak ada satupun
kekuatan yang mampu mengendalikan atau melakukan sensor terhadap berita

maupun hiburan termasuk berita atau tayangan yang termasuk dalam taangan
pornografi.
pornografi dapat menggunakan berbagai media - teks tertulis maupun lisan, foto-
foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (animasi), dan suara seperti misalnya suara
orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno yang menggabungkan gambar
yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/ atau suara- suara erotik lainnya,
sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis, novel dan
cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi . suatu
pertunjukan hidup pun disebut porno (dalam muntaqo, 2006).
Bila remaja terus menerus mengkonsumsi pornografi, sangat mungkin ia akan
melakukan hubungan seks pada usia terlalu dini, dan diluar ikatan pernikahan.
apalagi pornografi umumnya tidak mengajarkan corak huungan yang
bertanggungjawab, sehingga potensial mendorong perilaku seks yang
menghasilkan kehamilan remaja, kehamilan diluar nikah atau penyebaran penyakit
yang menular melalui hubungan seks, seperti PMS/AIDS.
KELOMPOK IV
MEDIA, GAYA HIDUP, DAN KONSUMERISME
Seiring dengan perkembangan teknologi, media massa saat ini semakin tumbuh
dan berkembang. tanpa kita sadarai, di era globalisasi ini, media massa memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap gaya hidup masyarakat.
Media massa merupakan sarana pengembangan kebudayaan, salah satu contoh
budaya yang dikembangkan oleh media massa yaitu gaya berpakaian selebritis
yang biasanya diikuti oleh masyarakat.
Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan pilihan- pilihan konsumsi
seseorang. sifat konsumtif dan gaya hidup ini sangat terpaut erat. demi memenuhi
gaya hidup, seseorang akan bersifat konsumtif meskipun hal tersebut bertolak
belakang dengan realitas kebutuhan dan kemampuan yang dimilikinya.
KELOMPOK V
HIBURAN SEBAGAI EFEK MEDIA
Laman 3 dari 4
Sedemikian dahsyatnya efek media pada manusia. komunikasi massa berhasil
mempengaruhi masyarakat mulai dari efek kognitif (pengetahuan), afektif
(emosional dan perasaan) dan behavioral (perubahan pada perilakau) \. namun
pada dasarnya, efek yang ditimbulkan tersebut tidak akan pernah bisa berdiri
sendiri, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi. karena pada saat
masyarakat menerima pesan, mereka tidak langsung menerimanya, namn
menyaring pesan tersebut, dengan berpikir dan mempertimbangkannya. karena
masih ada faktor pribadi dan faktor sosial yang menentukan seberapa besar efek
media massa pada perubahansikap dan perilaku manusia.
sejatinya, manusia hidup dalam dunia yang dipenuhi dengan berbagai kebutuhan
dan kepentingan, dimana media memiliki peran besar didalamnya, apa yang
dilakukan oleh masyarakat, mungkin secara tidak langsung akibat dari pengaruh
media. namun tidak dapat dibantah, bahwa masyarakat global akan semakin
tergantung pada media. karena pada dasarnya, manusia dimuka bumi ini tinggal
dalam global village atau desa global, kareba besarnya pengaruh media massa
dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Tugas UAS SosKom : Resume Buku Sosiologi Komunikasi Massa (DRS. A.S HARIS SUMADIRIA, M.Si,)



SOSIOLOGI
KOMUNIKASI MASSA






 






DRS. A.S HARIS SUMADIRIA, M.Si,


       I.            PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP KOMUNIKASI MASSA

A.    Komunikasi
Pengertian Komunikasi
            Secara etimolgis, komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication, communication berasal dari kata dalam bahasa latin yatitu communication. Kata communication itu sendiri, bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.
                                                        
Definsi Komunikasi
            Menuru Dale Yopder dk, dalam Handbook of Personal Management and Labor Realtions, komunikasi adalah suatu pertukaran informasi, ide – ide, sikap, pikiran, dan atau pendapat (communication is the interchange of information, ideas, attitudes, thought, and or opinions (1958:131).
            Atau dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah suatu proses, berisi tentang penyampaian atau pertukaran ide, gagasan, atau informasi, dari seseorang kepada orang lain, dan menggunakan symbol yang dipahami maknanya oleh komunikator dan komunikan.

Proses Komunikasi
            Dalam psikologis, komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian serta pertukaran pikiran dan perasaan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang dipahami maknanya. Proses penyampaian serta pertukaran pesan dalam bentuk pikiran dan perasaan itu tidak akan berjalan efektif, tidak akan mencapai hasil yang diharapkan, apabila kondisi psikologis komunikasn sedang kacau.
            Menurut perspektfif mekanistis, komunikasi dibagi 4 kategori:
1.      Proses komunikasi primer
Ialah proses penyampaian pikiran dan perasaan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang / symbol sebagai media atau saluran.
2.      Proses komunikasi sekunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
3.      Proses komunikasi linear
Merupakan proses komunikasi yang mencerminkan adanya pola produktif. Pesan mengalir deras dari atas ke bawah, dan pihak bawah hanya bersikap pasif.
4.      Proses komunikasi sirkular
Pada proses ini, komunikator dan komunikan, pada saat bersamaan beeganti-ganti peran. Ada saatnya sebagi komunikator, ada saatnya pula sebagai komunikan. Ia mengirimkan pesan, tetapi pada saat yang bersamaan ia juga menerima pesan balik. Pesan balik yang diterima disebut umpan balik (feedback). Umpan balik bisa berupa feedback positif, negatif, netral, dan nihil. Sifat umpan balik adayang langsung / seketika (direct feedback), dan tertunda (delayed feedback).

B.     Komunikasi Massa
Pengertin Komunikasi Massa
            Media massa menunjuk kepada bentuk saluran penyampaian pesan (media chanel). Sedangkan komunikasi massa menunjuk pada proses kegiatannya (media activity). Komunikasi massa, dilihat dari segi bentuk dan pengolahannya, terbagi atas media massa cetak (printed mass media), elektonik auditif (electronic mass media), dan audiovisual (television an media on line internet).

Definisi Komunikasi Massa
            Komunikasi Massa duartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1998:189).

Karakterisitik Media Massa
1.      Komunikator melembaga
Komunikasi massa bersifat institusional. Ini berarti komunikator disini bersifat melembaga, yang merupakan kumpulan individu dari berbagai keahlian dalam ranah sejenis yang tergabung dalam sebuah lembaga yang terorganisasi dengan rapi, baik, dan professional.
2.      Komunikasi satu arah
Pesan komunikasi massa bersifat satu arah. Tidak terjadi umpan balik langsung. Tidak terdapat proses dialogis.
3.      Pesan umum duterima serempak
4.      Khalayak tersebar, anonym, heterogen
5.      Selintas

    II.            PENGERTIAN dan RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA

Secara etimologis, sosiologi berasal dari kata socius yang berarti masyarakat, dan
logos yang berarti ilmu. Jadi sosioogi diartikan sebagi limu yang secara khusus mempelajari kehidupan masyarakat.
            Secara komperhensif sosiologi komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan – perubahan sosial dalam masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta efek sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan – perubahan yang didorong oleh media massa itu (Bungin, 2006:31).

 III.            ANALISIS FUNGSIONAL dan DISFUNGSIONAL SERTA MODEL – MODEL KOMUNIKASI MASSA

Menurut sosiolog Robert K. Merton dan Paul Lazarsfeld, fungsi komunikasi massa mencakup enam hal: pengawasan (surveillance), korelasi (correlation), transmisi budaya (cultural transmission), penganugerahan status (status conferal), dan pengakhlakan (ethicizing). Sebagi teori fungsi, Robert K. Merton telah membedakan antara fungsi – fungsi konsekuensi suatu aktivitas sosial dan tujuan atau maksud di belakang aktivitas tersebut. Jadi konsekuensi – kosekuensi tidak perlu sama. Istilah konsekuensi dari Merton ditujukan untuk fungsi nyata yang diinginkan, dan fungsi tersembunyi yang tidak diinginkan.
            Ia juga menyatakan bahwa tidak semua konsekuensi dari suatu aktivitas mempunyai nilai positif untuk suatu system sosial ketika konsekuensi terjadi atau bagi kelompok – kelompok atau individu – individu yang terlibat di dalamnya. Konsekuensi – konsekuensi yang tidak diinginkan ditinjau dari kesejahteraan masyarakat atau anggotanya disfungsional. Setiap tindakan bisa memiliki efek – efek fungsional dan disfungsional.
           
            Menurut Melvin Defleur dalam karyanya yang monumental, terdapat  empat teori untuk menjelaskan interaksi media komunikasi massa dengan masyarakat dan budaya, yaitu teori perbedaan individu, teori penggolongan sosial, teori norma – norma budaya.

            Wilbur Schramm. Salah seorang pakar komunikasi terkemuka Amerika menyatakan, peranan utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunann adalah membantu memperkenalkan perubahan sosial. Menurut Schramm. Terdapat Sembilan peran yang dikerjakan media massa dalam membantu perubahan sosial, yakni; media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran, media massa dapat memusatkan perhatian, media massa mampu menumbuhkan aspirasi, media massa mampu meciptakan suasana membangun, media massa mampu mengembangkan dialog tentang hal – hal yang berhubungan dengan masalah – masalah politik, media massa mampu mengenalkan norma – norma sosial, media massa mampu menumbuhkan selera, media massa mampu mengubah sikap yang lemah menjadi sikap yang lebih kuat, dan media massa dapat berperan sebagai pendidik.






 IV.            TEORI SISTEM PERS dan KEBUTUHAN MASYARAKAT

A.    Teori Pers Otoritarian
Menurut Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm dalam buku karyanya Four Theories of The Press (1963), teori pers otoritarian muncul pada zaman pencerahan (renaisans) abad 17, setelah ditemukannya mesin cetak. Para penguasa waktu itu menggunakan pers untuk memberi informasi kepada rakyat tentang apa yang oleh penguasa itu dianggap perlu diketahui rakyat dan tentang kebijakan – kebijakan penguasa yang harus didukung (Siebert, Peterson, Schramm, 1982:2).

B.     Teori Pers Libertarian
Teori libertarian semula berkembang di Inggris dan digunakan setelah tahun 1968. Tujuan utama pers libertarian ialah member informasi, menghibur, dan transaksi bisnis, untuk membantu menemukan kebenaran serta mengawasi pemerintah yang sedang berkuasa. Siapa saja yang memiliki kemampuan ekonomi atau modal yang cukup, dibolehkan mendirikan penerbitan pers. Apa saja yang dilarang dalam pers libertarian? Penghinaan, kecabulan, kerendahan moral, dan pengkhianatan pada masa perang, merupakan sesuatu yang sangat terlarang. Karena itu pers dituntut untuk professional dalam segala hal.

C.    Teori Pers Komunikasi Soviet
Teori media massa komunis soviet berkembang pada awal abad 20. Dalam teori komunis ini, media massa merupakan alat pemerintah (partai) dan bagian integral dari Negara. Ini berarti bahwa media massa harus tunduk pada perintah dan control dari pemerintah atau partai.

D.    Teori Pers Tanggung Jawab Sosial
Menurut Theodore Peterson, pada dasarnya fungsi pers di bawah teori tanggung jawab sosial sama dengan fungsi pers dalam teori libertarian. Keenam fungsi itu meliputi:
1.      Melayani system politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan perbedaan tentang masalah – masalah yang dihadapi masyarakat.
2.      Memberi penerangan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri
3.      Menjadi penjaga hak – hak individu dengan bertindak sebagai anjing penjaga yang mengawasi pemerintah
4.      Melayani system ekonomi dengan mempertemukan pembeli dengan penjual barang atau jasa melalui medium periklanan
5.      Menyediakan hiburan
6.      Mengusahakan sendiri biaya financial sehingga bebas dari tekanan individu – individu yang memiliki kepentingan tertentu.


E.     Teori Media Pembangunan
Pada teori ini, media ditekankan untuk lebih memikul tanggung jawab sosial lebih besar terhadap masyarakat dan Negara. Berita, laporan, ulasan,tulisan, dapat dengan leluasa disajikan, tetapi harus dalam kerangka memberikan pencerahan dan percepatan ekonomi, atau sesuatu yang masuk dalam kategori “dibutuhkan oleh pembangunan”.

F.     Teori Media Demokratik – Partisipan
Teori ini menolak keharusan adanya media yang seragam, desentralisasi, mahal, sangat, diprofesionalkan, dan dikendalikan oleh pemerintah. Teori ini lebih condong pada keseragaman, skala kecil, lokalitas, deinstitusionalisasi, pertukaran peran antara pengirim dan penerima, hubungan komunikasi horizontal pada semua tingkat masyarakat, serta interaksi. Dalam teori terdapat beberapa campuran unsur teoretis seperti liberatarian, utopian, egalitarian, sosialisme dan lokalisme.

KOMUNIKASI MASSA dan PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

A.    Teori Belajar Sosial
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Teori ini berasumsi, media massa merupakan agen sosialisasi yang utama selain keluarga, guru, sahabat karib, dan sekolah. Artinya, dengan fungsi dan kemampuannnya menyeleksi berita dan informasi, ulasan dan tulisan, serta menyajikan serta memublikasikannya secara cepat, luas, dan serempak kepada masyarakat yang heterogen serta anonym, media massa dapat berperan sebagai guru yang baik dan professional.
Secara kategoris, teori belajar sosial terbagi ke dalam empat tahap atau langkah, yaitu proses atensi . perhatian, proses retensi, tapa reproduksi motor, dan proses motivasional.

B.     Teori Model Difusi Inovasi
Teori dufusi inovasi, secara tersirat mengakui, media bukanlah institusi, sosial yang sangat perkasa sehingga bisa mengubah segalanya atau semua orang dalam waktu cepat apalagi serempak.

C.    Teori Model Agenda setting
Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan oleh media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu. Teori agenda setting, singkatnya merefleksikan pola interaksi sosial anatar media massa dan masyarakat. Media memikirkan dan melaksanakan agenda – agenda penting masyarakat. Sebaliknya masyarakat mengikuti dan merujuk kepada agenda serta preferensi (pengutamaan) yang telah diseleksi dan diberi bobot nilai atau peringkat oleh media.


D.    Teori Model Kegunaan dan Kepuasan
Utility, pada teori ini, media massa diasumsikan berguna bagi khalayak dan karena itu media selayaknya diwariskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya dengan tetap memperhatikan semangat zaman.

    V.            SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN PESAN DALAM KOMUNIKASI MASSA
Komunikator komunikasi massa versi Aristoteles
Aristoteles menyebutakan ada tiga syarat penting yang harus  dipenuhi oleh komunikator  dalam memengaruhi khalayak yaitu ethos, pathos, logos.
Ethos  : pada dimensi ethos, komunikator individual dalam aktivitas social atau dalam komunikator  institusional dalam aktivitas komunikasi massa, selayaknya menguasai dengan  baik tiga aspek yaitu pengetahuan luas, kepribadian terpecaya dan status terhormat.
Pathos : pada dimensi ini, komunikator media massa melalui  pesan-pesan yang diproduksi dan disebarluaskannya, ditantang untuk senantiasa mampu  menyentuh hati khlayak ( audience heat touch ).
Logos : pada dimensi ini, komunikator media massa disyaratkan  menguasai materi pesan dengan baik . materi pesan harus berkualitas tinggi  memiliki nilai jual prima, syarat data dengan diperkuat  serta latar belakangdengan argument-argument yang kuat.

 VI.            DAYA TARIK KOMUNIKATOR DAN KEPERCAYAAN DALAM KOMUNIKATOR

Daya tarik komunikator  : komunikator komunikasi massa , siapapun dia pertama-tama  dibentuk oleh ikatan dan norma-norma kelompok. Ikatan dan norma-norma kelompok inilah yang akan mengantarkan dirinya untuk menyepakati apa yang ada dalam sosiologi disebut  sebagai kompromi dan harmoni . dengan paparan itu kita ingin menegaskan , betapapun teori komunikasi  mengajarkan seorang komunikator harus memiliki  daya tarik secara fisik  dia tidak serta merta melepaskan  diri dari kaidah, norma-norma, atau ikatan kelompok. Justru daya tarik itu selayaknya  dibangun diatas landasan kaidah dan norma-norma kelompok agar kelak tak melahirkan friksi dan konflik.
Kepercayaan kepada komunikator : kepercayaan dalam komunikator di tentukan  oleh keahlian dan dpat tidaknya ia dipercaya . penelitian menunjukan bahwa  kepercayaan yang besar akan dapat  meningkatkan daya perubahan sikap, serta kepercyaaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan . kepercayaaan kepada komunikator  mencerminkan bahwa pesan yang diterima  komunikan dianggap  benar dan sesuai dengan kenyataan yang empiris.

VII.            SOSIOLOGI PESAN DALAM KOMUNIKASI MASSA
Pesan dirancang menarik : merancang pesan secara menarik , kata ahli ilmu jiwa  HA overstreet dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengorganisasian pesan, dan pengaturan pesan
Pesan menggunakan symbol yang sama : secara sosiologis, kegagalan komunikasi kerap terjadi akibat kurangnya peggunaaan symbol yang sama oleh komunikator dan komunikasi. Bisa juga terjadi komunikator terlalu memaksakan diri dengan symbol-simbol dengan yang dikuasainya  tetapi tidak memperhatikan kesenjangan social diantara mereka.
Pesan membangkitkan kebutuhan khlayak : timbul pertanyaan kritis , pesan yang mampu membangkitkan kebutuhan khalayak  mana yang mesti di perjuangkan  idealnya tentu khalayak yang menjadi mayoritas, khalayak paling banyak menurut perhitungan  popilasi penduduk.

VIII.            SOSIOLOGI KHALAYAK DALAM KOMUNIKASI MASSA
Richard T.La Piere dalam teori of social control , berpendapat bahwa dalam lingkungan inti seperti rumah, keluarga, gereja dan jaringan persahabatan lebih memengaruhi nilai-nilai dan sikap-sikap  dan prilaku individu daripada media massa. Orang-orang berpaling ke media untuk memperoleh  apa yang mereka cari bukan dalam kerangka menyediakan diri untuk dipengaruhi .khalayak berbagai media, mulai dari surat kabar sampai film  memiliki cirri-ciri spesifik, meskipun dalam sejumlah hal juga menunjukan  kesamaan tertentu. Pemirsa televise misalnya , biasanya jarang menggemari buku. Sedangkan pembaca setia surat kabar biasanya bukan merupakan penggemar film. Bahkan dalam satu jenis media, ketertarikan khalayak berbeda-beda, bergantung pada profesi , minat, dan selera mereka.